Jumat, 22 Oktober 2010

Ex.four

saat 27 mei 2006, 3 hari sesudah adikku lahir, terjadi gempa di Yogyakarta. Awalnya, kakakku mau mandi. "Dek Rara, aku mandi duluan, ya" kata kakakku. "OK deh. aku mau main dulu ah," jawabku.
Aku sedang bermain di teras rumahku bersama boneka-boneka kecilku. Aku baru memegang handuk dan tiba-tiba terasa getaran. "Ahh,... ada apa ini?!"teriak kakakku panik. "iya. ada apa nih," jawabku.
"ini gempa, dek"kata eyang ku ( ibunya ibuku yang biasa aku panggil eyang ). "ooh, gitu" jawabku.
"jadi kalau gempa itu gerak-gerak dan getar ya?"tanyaku. "iya, dek"

Blesss!!!!!! Listrik mati. oohhh... televisi mati, semua yg pakai listrik mati! eyang ku keluar dan bertanya kepada tetangga. "ini kenapa ya tiba-tiba ada gempa?!" tanya eyangku heran.
"kasihan yg didalam ruangan. tahu2 bisa kejebak,"kata tetanggaku. "padahal mau mandi. rara tuh baru pegang handuk,"kata eyang. "kalau saya sih mau keluar dari kamar mandi. kan, tiba-tiba getar langsung panik,"jawab tetanggaku. Aku panikk sekali. Aku agak takut. Tetangga lainnya yang mempunyai anak kecil, anak kecilnya ketakutan. ohh... sedihnya waktu itu. pusiiing, deh. :'(

Semuanya panik. para tetanggaku keluar dari rumah dan langsung berkata: "Astaghfirullahaladzim, ya Allah.. tolonglah kami semua...," Lalu mengobrol dengan tetangga lainnya. Saat merasa ada sesuatu yang aneh akan terjadi, semua tetanggaku mengambil barang yang sangat diperlukan dan menaiki mobilnya, pergi ke suatu tempat lainnya untuk berlindung.

Lalu, eyang ku menyalakan radio. Suaranya agak keras. Tedengar bahwa ada isu tsunami di Yogyakarta yang akan datang. Air laut nya pasang surut. Dan kami sekeluarga langsung membawa semua barang yang berguna. Lalu kamu masuk ke mobil dan pergi ke tempat yang aman. Kami memilih arah selatan. Tibalah kami disebuah rumah makan. kebetulan aku dan keluargaku sedang lapar. dan kami membeli sate ayam dimakan di rumah makan itu langsung.

Lewat radio mobil, dikabarkan lagi bahwa isu tsunami sudah tidak ada. penyebabnya air laut pasang surut. suasana makin hening. tak tahu mana yang betul dan mana yang tidak. saat kami sekeluarga menemukan jalan yang sangat ramai dikunjungi orang-orang, kami heran sekali. lalu kami mendekat. ternyata isu tsunami itu tidak terjadi. mana sih yang benar? pikirku dalam hati dengan rasa agak sebal. Ah, sudah deh. mendingan ikut apa yang dilakukan sama ayah, ibu, dan eyang! Jawabku dalam hati.

Setelah itu, ayahku memutuskan untuk pulang ke rumah. lalu listrik nyala. tapi setelah aku menyalakan televisi lagi, mati lagi. lalu tiba-tiba langsung menyala. Apakah ini tandanya sudah tidak gempa? Aku tidak tau juga.Ahh, lega juga. Akhirnya gempa berhenti.. D:

Lalu, sejak ada gempa itu, aku, ayah,ibu, kakak, dan adik pindah ke Sampit, Kalimantan tengah. kebetulan juga ayahku ada kerjaan disana. aku juga bersekolah disana. Wah, senang deh. bebas gempa. tapi tetap mengingat peristiwa yang satu ini! agak.. mengerikan!

Sampit, 2-September-2009.
Menceritakan kejadian pada tanggal 27 Mei 2006.
dan masih mengingat karena memang saat itu dalam keadaan sangaaaaaaaatttt panik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar puisi ini